aasebab batang mawar merebut duri
dariku,kau tinggal di pucuk batangnya
sendiri menunggu.setiap kesakitan yang membuatku
lupa
untuk sekadar duduk berdua denganmu
meski kangen terasa jahat,selalu memeluk di malam-malam
dingin.mengawasiku dengan sorot mata para hantu
yang penuh dusta
duri itu tertancap,bukan di tubuh
tapi setiap kubaca kembali lembar-lembar ingatan
yang penuh dusta
kini lengkap seluruh duka
yang bertahan di sepanjang malam.pangkal-pangkal
tahun yang getir
acap bertahan di ujung lidah.merupa stasiun,berharap kereta rindu datan
menjemput membawa diriku yang kecut
terus untuk pulang padamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar